“Berdasarkan BPJS Ketenagakerjaan, persentase terbesar PHK disebabkan habis kontrak, dan banyak yang kemudian diperpanjang kembali,” ucapnya.
Sektor tekstil dan industri padat karya tercatat paling banyak melaporkan PHK. Kim memaparkan bahwa tekanan eksternal masih kuat menghantam industri tersebut.
“PHK di industri tekstil terjadi karena maraknya pakaian bekas ilegal, lambatnya pembaruan mesin, rendahnya produktivitas, hingga kesulitan bahan baku. Kondisi global ikut memperburuk situasi,” tuturnya.
Di sektor manufaktur, penurunan konsumsi masyarakat, melemahnya ekonomi global, serta percepatan otomatisasi dan adopsi kecerdasan buatan juga memengaruhi kebutuhan tenaga kerja.
“Relokasi dan penutupan usaha di industri padat karya banyak dipicu pergeseran proses dari tenaga manusia ke mesin, robot, dan AI, serta pelemahan ekonomi global,” jelasnya.





