Dedi meyakini, kehadiran mahasiswa teknik sipil di lapangan akan membuat pengawasan proyek menjadi lebih efektif.
Selain memastikan kualitas bangunan, kebijakan ini dinilai akan memberikan keuntungan ganda bagi mahasiswa, yakni pengalaman kerja nyata dan tambahan pendapatan.
“Lumayan kalau anak-anak mahasiswa ada honor pengawasan. Misalnya honor pengawasannya Rp250 ribu sehari, mereka bisa dapat uang saku tambahan untuk kuliah sehingga beban orang tuanya menjadi ringan,” tutur KDM.
Sebagai langkah tindak lanjut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi pada pekan depan.
Dedi Mulyadi juga mengungkap, menjelang akhir tahun 2025, masih terdapat sisa pekerjaan infrastruktur Jabar senilai kurang lebih Rp 300 miliar yang memerlukan pengawasan ketat.





