Dedi menyebut penggunaan benih padi hasil riset BRIN sebagai langkah konkret untuk mendorong transformasi pertanian di Jawa Barat. Dengan intervensi teknologi benih dan dukungan irigasi, produktivitas padi yang saat ini berada di kisaran 4 hingga 5 ton per hektare ditargetkan meningkat secara signifikan.
“Kalau bisa naik menjadi 7 ton per hektare saja sudah sangat besar dampaknya, asalkan merata di seluruh wilayah,” katanya.
Ia menambahkan, peningkatan produktivitas tersebut juga diharapkan dapat didukung oleh intensitas tanam hingga tiga kali panen dalam setahun, tanpa mengabaikan daya dukung lingkungan.
Sementara itu, Kepala BRIN Arif Satria menyatakan kesiapan lembaganya untuk mendukung arah kebijakan Pemprov Jawa Barat. Salah satu langkah awal yang disiapkan adalah pembangunan Rumah Inovasi Daerah sebagai pusat ekosistem riset dan inovasi yang terintegrasi dengan kebutuhan pembangunan daerah.
Arif menilai pendekatan pembangunan yang mengedepankan keberlanjutan dan mitigasi bencana menjadi aspek penting dalam kerja sama ini. Menurutnya, penyelesaian persoalan pembangunan melalui pendekatan berbasis alam dinilai lebih efisien dibandingkan penanganan dampak bencana di kemudian hari.





