Selain itu, Dedi juga mengingatkan agar Pemda Kota Sukabumi mengoptimalkan pelayanan dasar, seperti air bersih, pemerataan sambungan listrik, pengelolaan sampah, serta menurunkan angka kemiskinan. Tidak ketinggalan, sektor pendidikan dasar dan menengah harus dikelola dengan baik, apalagi dengan adanya penerimaan siswa baru yang semakin dekat.
“Pemerintah harus memastikan pendidikan dasar dan menengah berjalan baik dan semua masyarakat terakomodasi, terutama menjelang musim penerimaan SMA/SMK,” tambahnya.
Gubernur Dedi juga mengajak Kota Sukabumi untuk kembali menggali dan menampilkan identitas sejarahnya. Sebagai pusat perkebunan pada masa kolonial Belanda, Sukabumi memiliki modal yang kuat untuk membangun kembali citranya sebagai kota bersejarah.
“Sukabumi harus segera menata diri sebagai kota, terutama mengingat sejarahnya sebagai pusat perkebunan. Sejarah ini harus dilihat dan dijaga, sebagai bagian dari branding kota,” jelasnya.
Kota Sukabumi memiliki sejarah panjang sejak era kolonial Belanda pada 1815, ketika nama Sukabumi pertama kali dicetuskan oleh ahli bedah dan pengusaha kopi, Andries de Wilde. Pada awalnya, Sukabumi merupakan bagian dari Distrik Gunung Parang, Wilayah Pemekaran Cianjur, dan Keresidenan Preanger.