“Akhirnya dipilihlah nama Bandung Barat sebagai jalan tengah,” tambah Dedi.
Namun, Dedi menyatakan kesiapannya untuk mendukung penggantian nama jika ada aspirasi masyarakat dan pemerintah daerah. Menurutnya, nama baru yang kuat secara sejarah dan budaya akan memberikan wibawa dan daya tarik branding yang lebih besar.
“Kalau ada niat mengganti nama untuk membangun citra, saya siap bantu agar punya wibawa dan kharisma,” katanya.
Dedi juga menekankan pentingnya memahami karakteristik wilayah KBB yang memiliki kultur beragam. Sebagian wilayah, seperti Lembang dan Batujajar, cenderung memiliki kultur perkotaan mirip Bandung, sementara daerah seperti Cikalongwetan dan Rongga lebih dekat dengan kultur Sunda klasik seperti di Cianjur dan Purwakarta.
Dalam penataan wilayah ke depan, Dedi mengajak agar pembangunan dilakukan dengan pendekatan ekologi dan budaya leluhur.