Dalam aksi tersebut, para mahasiswa menyampaikan 13 tuntutan. Beberapa poin utama meliputi pembangunan sistem filtrasi lindi, pembaruan dokumen AMDAL, dan optimalisasi sistem pengelolaan sampah dari metode terbuka ke sistem sanitary landfill yang lebih ramah lingkungan.
Rafi juga mendesak agar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya dicopot karena dinilai gagal menangani persoalan lingkungan secara efektif. “Kalau kinerjanya baik, masalah ini tentu sudah selesai sejak lama,” katanya.
Ia menambahkan, gerakan ini tidak akan berhenti. Selain terus melakukan edukasi lingkungan ke masyarakat, mereka juga membuka kemungkinan aksi lanjutan dengan massa yang lebih besar jika tuntutan tidak direspons.
“Kami ingin Tasikmalaya yang lebih lestari, bukan hanya menyelesaikan kasus Ciangir, tapi menciptakan kota yang peduli pada lingkungan secara menyeluruh,” ujar Rafi. (trn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News