JABARNEWS | BANDUNG – Hadirnya Kereta Cepat Whoosh yang memangkas waktu tempuh Jakarta–Bandung menjadi sekitar satu jam disambut optimistis oleh DPRD Kota Bandung. Ketua DPRD, Asep Mulyadi, menilai kehadiran moda transportasi modern ini membuka peluang besar untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Kembang. Ia menegaskan, percepatan konektivitas tersebut akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya dari sektor pariwisata yang terus menunjukkan tren positif.
“Dengan adanya Whoosh, akses ke Bandung semakin mudah dan cepat. Ini tentu menjadi momentum bagi kita untuk menarik lebih banyak wisatawan dan memperkuat citra Bandung sebagai destinasi unggulan,” ujar Asep Mulyadi saat menghadiri Sosialisasi Citra Pariwisata Kota Bandung Tahun 2025 di Hotel Savoy Homann, Jalan Asia Afrika No.112, Selasa, 7 Oktober 2025.
Pariwisata, Penopang Kuat Pendapatan Daerah
Berdasarkan data tahun 2024, sektor pariwisata menyumbang sekitar Rp900 miliar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung, dengan okupansi wisata mencapai 8 juta kunjungan per tahun. Angka tersebut menjadi bukti bahwa pariwisata merupakan salah satu tulang punggung utama ekonomi kota.
Asep menegaskan, pencapaian ini tidak boleh membuat pemerintah daerah berpuas diri. Ia mendorong adanya upaya serius dalam menangani sejumlah persoalan klasik yang kerap mencoreng citra pariwisata Bandung, seperti kemacetan, parkir liar, lonjakan sampah di akhir pekan, serta aspek keamanan dan kenyamanan wisatawan.
“Citra pariwisata yang baik tidak hanya dibangun lewat promosi dan desain visual, tetapi juga melalui pengalaman positif wisatawan saat datang ke Bandung,” tuturnya.
Lebih lanjut, Asep menilai penyelesaian masalah tersebut harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi, melalui koordinasi lintas dinas seperti Dinas Perhubungan, DLHK, Satpol PP, serta dukungan seluruh pemangku kepentingan pariwisata.
Strategi Promosi Digital dan Destinasi Tematik
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Adi Junjunan Mustafa, menyoroti pentingnya penguatan promosi berbasis data dan pengembangan destinasi tematik di setiap kecamatan. Menurutnya, dua langkah strategis ini dapat menjadi solusi untuk mempertahankan bahkan meningkatkan daya tarik wisata Bandung di tengah persaingan destinasi lain di Indonesia.
“Rekomendasi utama dari kajian ini adalah memperkuat promosi berbasis data melalui kanal digital yang mampu menjangkau wisatawan secara luas, serta mengembangkan destinasi tematik di tiap kecamatan untuk menonjolkan keunikan lokal,” ujar Adi.
Ia menambahkan, hasil kajian citra pariwisata menunjukkan bahwa Bandung masih memiliki citra positif di mata wisatawan, terutama sebagai kota kreatif, kuliner, dan heritage Asia-Afrika. Namun, masih ada tantangan yang perlu diatasi, seperti kemacetan, kebersihan lingkungan, serta perlunya promosi yang lebih terintegrasi.
Pemerataan Ekonomi dan Penguatan Identitas Kota
Langkah pengembangan destinasi tematik di tingkat kecamatan diharapkan dapat memecah konsentrasi kunjungan di pusat kota dan mendorong pemerataan manfaat ekonomi bagi masyarakat di seluruh wilayah Bandung. Setiap kecamatan didorong untuk menonjolkan potensi unggulan yang khas, sehingga wisatawan memiliki lebih banyak pilihan destinasi dan pengalaman.
“Bandung memiliki pesona kuliner, belanja, sejarah, dan kreativitas yang luar biasa. Dengan dukungan teknologi digital dan penguatan destinasi lokal, Bandung akan semakin memikat wisatawan,” ungkap Adi Junjunan.
Menurutnya, penguatan sektor budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif juga sejalan dengan visi Kota Bandung sebagai kota yang unggul, terbuka, amanah, maju, dan agamis. Dengan strategi promosi digital terpadu serta pengembangan destinasi berbasis potensi lokal, Bandung diyakini dapat mempertahankan citra positifnya sebagai destinasi wisata unggulan nasional dan internasional.
Sinergi Menuju Bandung yang Lebih Memikat
Dari sisi legislatif hingga eksekutif, sinergi untuk memperkuat sektor pariwisata menjadi kunci utama. Dukungan DPRD terhadap peningkatan infrastruktur dan layanan wisata harus berjalan seiring dengan inovasi promosi digital dan pengelolaan destinasi oleh pemerintah kota. Dengan kolaborasi lintas sektor, Bandung berpotensi menjadi kota wisata yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga nyaman, tertib, dan berkelanjutan bagi semua pengunjung.(Red)