Daerah

Dr. Nuryadi Ubah Wajah Olahraga Bandung: Dari Prestasi Menuju Penggerak Ekonomi dan Sport Tourism

×

Dr. Nuryadi Ubah Wajah Olahraga Bandung: Dari Prestasi Menuju Penggerak Ekonomi dan Sport Tourism

Sebarkan artikel ini
Dr. Nuryadi Ubah Wajah Olahraga Bandung: Dari Prestasi Menuju Penggerak Ekonomi dan Sport Tourism
Ketua KONI Kota bandung, Dr. Nuryadi, M.Pd. saat berbincang dalam Podcast Basa Basi PWI Bandung, membahas arah baru pembinaan olahraga kota.

JABARNEWS | BANDUNG – Kota Bandung tak hanya berbicara soal prestasi di arena olahraga, tetapi juga tentang semangat membangun ekonomi dari setiap langkah para atletnya. Di tangan dingin Dr. Nuryadi, M.Pd., Ketua Umum KONI Kota Bandung, olahraga bukan sekadar kompetisi. Ia menjelma menjadi motor penggerak kehidupan kota—menghidupkan semangat, membuka peluang, dan menggerakkan ekonomi lewat denyut sport tourism yang terus tumbuh di jantung Kota Kembang.

Hal ini mengemuka dalam podcast Basa Basi PWI Kota Bandung, Rabu (5/11/2025). Dalam perbincangan santai namun bermakna itu, Nuryadi menjelaskan strategi besar, tantangan, dan arah baru pembinaan olahraga di Kota Bandung.

Sport Tourism: Ketika Olahraga Jadi Motor Ekonomi Kota

Bandung bergerak dengan energi baru: olahraga sebagai penggerak ekonomi. Bagi Nuryadi, sport tourism bukan sekadar konsep, melainkan masa depan.

“Bayangkan jika setiap pekan ada event olahraga. Dampaknya pada okupansi hotel, UMKM, dan ekonomi kreatif akan sangat besar,” katanya bersemangat.

KONI mencatat partisipasi 38 ribu orang dalam berbagai event olahraga sepanjang tahun 2025. Angka itu bukan sekadar statistik. Itu adalah denyut kehidupan ekonomi, mulai dari hotel hingga pedagang kaki lima.

Visi Bandung sebagai kota jasa unggul kini diwujudkan dalam bentuk nyata. Olahraga menjadi pengungkit ekonomi, menghidupkan lapangan kerja, dan memperkuat identitas kota yang kreatif.

Baca Juga:  Tak Ada Alasan, ASN Kemendes PDTT Dilarang Mudik

Tetap Fokus pada Kualifikasi Porprov dan Arah ke Olimpiade

KONI Kota Bandung kini tengah berpacu dengan waktu. Konsentrasi utama terarah pada persiapan babak kualifikasi Porprov XV Jawa Barat 2026. Ajang itu akan berlangsung di Depok, Bogor, dan Bekasi. Jumlah pertandingan yang bertambah menjadi 220 nomor membuat strategi kontingen Bandung harus lebih matang.

Di sisi lain, atlet-atlet junior juga berjuang di Popnas Jakarta, menandakan padatnya kalender olahraga kota ini. Namun, di balik kesibukan itu, visi Nuryadi jauh lebih besar. Ia menatap masa depan.

“Kontribusi kita di PON dan Sea Games sudah signifikan. Di PON Solo saja, atlet Bandung menyumbang 30% dari total medali Jawa Barat,” ujarnya penuh semangat.

“Sekarang, kita targetkan di Olimpiade 2028, atlet Bandung bisa tampil di lima cabang olahraga.”

Cabang andalan yang disiapkan menuju Olimpiade antara lain bulutangkis dan panahan, disusul panjat tebing dan taekwondo sebagai pendukung. Target itu menjadi peta jalan baru bagi Bandung untuk menapaki panggung dunia.

Membangun SDM Unggul, Menumbuhkan Juara Sejati

Keberhasilan tak lahir dari kebetulan. Bagi Nuryadi, kunci utama prestasi adalah Sumber Daya Manusia yang unggul. Saat ini, KONI Kota Bandung membina 16.000 atlet dan 2.500 pelatih dari 80 cabang olahraga.

Baca Juga:  Mengenang Legenda Gendut Doni Dan Gol Pertamanya Bersama Persib Bandung

Untuk menjaga kualitas, KONI aktif melaksanakan Uji Kompetensi (Ujikom) bagi pelatih bekerja sama dengan BNSP. “Sudah 300 pelatih yang tersertifikasi dan memiliki lisensi. Ini adalah amanat UU Keolahragaan untuk memastikan pembinaan berjalan profesional,” jelasnya.

Namun, pembinaan tak berhenti di pelatih. KONI juga memperhatikan kesejahteraan atlet. Mereka mendapat asuransi kecelakaan, jaminan pendidikan melalui MoU dengan universitas, dan rekomendasi PPDB bagi atlet berprestasi. Perlindungan itu penting, karena risiko dalam dunia olahraga sangat tinggi.

Dengan langkah-langkah ini, Bandung membangun ekosistem pembinaan yang berkelanjutan—dari pelatih hingga atlet, dari sekolah hingga gelanggang.

Mengatasi Keterbatasan dengan Kolaborasi dan Mental Juara

Namun, jalan menuju kota juara tak selalu mulus. Nuryadi mengakui, tantangan terbesar adalah keterbatasan infrastruktur. Bandung hanya memiliki 16 venue yang memadai untuk event olahraga tingkat besar. Bahkan, 17 cabang bela diri masih harus berbagi tempat latihan dengan lembaga pendidikan dan institusi militer.

Untuk mengatasinya, KONI aktif menjalin kolaborasi dengan swasta, perguruan tinggi, dan TNI. “Kami juga aktif berkolaborasi dengan swasta, perguruan tinggi, dan TNI untuk memanfaatkan fasilitas mereka. MoU sudah banyak dilakukan untuk mengatasi kesulitan berlatih,” ungkapnya.

Baca Juga:  Arus Balik di Bogor Akan Terus Padat Hingga Akhir Pekan Nanti

Langkah berikutnya, KONI mendorong pembangunan gedung olahraga khusus untuk cabang bela diri, dengan kapasitas 3.000–5.000 penonton di kawasan Gedebage atau Ujungberung.

Namun, menurut Nuryadi, kemenangan sejati tak hanya bergantung pada fasilitas. “Faktor penentu kemenangan itu 80% mental,” ujarnya tegas.

Karena itu, pembinaan mental menjadi prioritas. KONI menanamkan karakter juara melalui sinergi antara pengurus cabang olahraga (Pengcab), pemerintah kota (Dispora dan Disdik), serta orang tua atlet. “Dukungan orang tua luar biasa, mereka rela menyerahkan anaknya untuk dilatih keras demi membawa nama harum Bandung,” tambahnya.

Bandung Menuju Kota Juara Dunia

KONI Kota Bandung di bawah kepemimpinan Dr. Nuryadi terus memadukan pembinaan prestasi, peningkatan SDM, dan pengembangan sport tourism. Semua dijalankan dengan semangat kolaborasi dan mental juara.

Bandung kini tak sekadar melahirkan atlet berprestasi. Kota ini sedang menulis babak baru—menjadi kota juara, tempat di mana olahraga, ekonomi, dan semangat hidup bergerak seirama menuju masa depan yang gemilang.(Red)