Erwin mendorong guru PAI menerapkan metode seperti problem-based learning, diskusi kritis, proyek (project-based learning), hingga simulasi peran (role play) agar siswa aktif mencari makna dan terlibat langsung dalam proses belajar.
“Guru PAI mampu membantu siswa menyelami nilai agama secara utuh, dengan pendekatan yang membuat mereka berpikir, berdialog, dan bertindak,” jelasnya.
Selain itu, ia menilai pentingnya portofolio pembelajaran sebagai bukti konkret dari proses mendalam yang dijalani siswa.
“Jika guru bisa membimbing siswa berpikir dan mencari makna, insyaallah ilmu agama yang diajarkan tidak akan dilupakan. Justru akan terus hidup, menjadi bekal dalam kehidupan mereka,” tutur Erwin. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News