“Banyak honorer yang dirumahkan. Kami merasa putus asa. Tapi kalau sendiri mungkin tidak akan ditanggapi, makanya kami berencana kompak menyampaikan aspirasi bersama,” ujarnya.
Dedi yang bekerja sebagai teknisi di sekolah tersebut juga menyebut gaji terakhir yang diterimanya Rp1.250.000 per bulan, tanpa adanya peningkatan berarti selama bertahun-tahun.
“Dari dulu segitu-segitu saja. Intinya, kami berharap pemerintah daerah menanggapi dan memperhatikan nasib para honorer ini,” ungkapnya.
Ia menegaskan, jika tidak ada respons dari pemerintah daerah maupun Dinas Pendidikan, dirinya berencana mengadukan persoalan ini kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM).
“Kalau tidak ada respon positif dari pemerintah daerah, langkah terakhir kami akan mengadu ke Pak Gubernur,” tutup Dedi. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





