Kepala Desa Sukamahi, Mahidin, mengungkapkan bahwa sejak jembatan tersebut roboh akibat bencana alam pada 2021, warga sudah berkali-kali mengajukan laporan ke Pemkab Cianjur namun belum juga mendapat perbaikan.
“Karena melintas dengan rakit lebih cepat, tapi risikonya tinggi. Kalau hujan, debit air tinggi dan deras, sehingga warga kami tidak jarang terpaksa menginap di Desa Neglasari,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa ketika cuaca buruk, rakit tidak bisa digunakan sehingga siswa maupun warga terpaksa membatalkan aktivitas atau pulang lebih lama. Kondisi ini berlangsung lebih dari empat tahun dan makin mengkhawatirkan keselamatan masyarakat. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





