JABARNEWS | GARUT – Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Garut, Jawa Barat, mencatat penurunan kasus gigitan anjing sepanjang 2025. Hingga awal Oktober, tercatat 12 kasus gigitan anjing, turun signifikan dibandingkan 30 kasus pada tahun 2024.
Kepala Diskannak Garut, Beni Yoga Gunasantika, mengatakan sebagian besar kasus terjadi di wilayah selatan Garut, khususnya di Kecamatan Caringin yang melaporkan tujuh anak menjadi korban gigitan anjing.
“Selama setahun ini ada 12 kasus gigitan anjing, paling banyak di daerah selatan seperti Caringin. Semua korban sudah diperiksa dan hasilnya negatif rabies,” kata Beni di Garut, Senin (7/10/2025).
Ia menjelaskan, seluruh korban gigitan langsung mendapat pemeriksaan kesehatan dan obat pencegahan rabies, serta terus dalam pengawasan petugas. “Hasilnya tidak ada yang positif rabies, namun tetap kami pantau,” ujarnya.
Menurut Beni, tanda-tanda anjing yang terindikasi rabies antara lain keluarnya air liur secara berlebihan, posisi ekor tidak normal, serta perilaku agresif atau tak wajar. Bila manusia tergigit anjing rabies, gejalanya dapat berupa demam tinggi dan halusinasi, yang berpotensi membahayakan nyawa.