JABARNEWS | BANJAR – Tingginya temuan kasus tuberkulosis (TBC) di Kota Banjar sepanjang 2025 mengungkap dua realitas sekaligus. Di satu sisi, sistem deteksi dinilai semakin berjalan efektif. Namun di sisi lain, stigma dan rendahnya pemahaman masyarakat masih menjadi penghambat utama pengendalian penyakit menular tersebut.
Dinas Kesehatan Kota Banjar mencatat temuan kasus TBC mencapai 1.351 kasus atau 119,45 persen dari target Kementerian Kesehatan sebanyak 1.131 kasus. Selain itu, jumlah terduga TBC yang terjaring pemeriksaan mencapai 5.530 orang. Dari jumlah pasien yang menjalani pengobatan, tingkat kesembuhan tercatat sebesar 91 persen, melampaui target nasional 90 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar Saefuddin mengatakan, tingginya angka temuan kasus tidak selalu bermakna buruk. Menurutnya, semakin banyak kasus yang terdeteksi justru membuka peluang lebih besar bagi penderita untuk segera mendapatkan pengobatan.
“Secara target, Kota Banjar sudah mencapai bahkan melebihi target nasional. Dari sisi temuan, kita berada di peringkat delapan di Jawa Barat,” ujar Saefuddin, Rabu (24/12/2025).
Meski demikian, ia mengakui upaya menekan penularan TBC tidak berjalan mudah. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai gejala dan penularan TBC masih menjadi persoalan, diperparah oleh stigma sosial yang membuat sebagian penderita enggan memeriksakan diri atau menghentikan pengobatan sebelum tuntas.





