Ia menambahkan, keterbatasan waktu juga menjadi kendala karena proses administratif pasca-pelantikan kepala daerah baru masih berlangsung hingga awal tahun 2025. “Sayembara butuh waktu panjang dan perencanaan matang. Kami baru bisa melakukan retret dan penataan ulang sistem sejak awal tahun,” jelasnya.
Meski demikian, Bobby memastikan bahwa partisipasi masyarakat tetap menjadi prioritas ke depan. Festival Menata Kebaikan Tech akan menghadirkan sistem kurasi terbuka dan voting publik melalui media sosial untuk menentukan karya terbaik.
“Logo HUT adalah karya yang sifatnya temporer dan wajar memicu pro-kontra. Tapi kami tetap mendengar masukan dan membuka ruang kolaborasi,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Bobby mengajak seluruh masyarakat untuk bersabar dan mendukung arah kebijakan pembangunan Pemkot Sukabumi. “Insyaallah tahun depan, pada retret 2026, kita bisa tunjukkan bahwa Kota Sukabumi sedang menuju kemandirian fiskal. Semua butuh proses. Mohon doa dan dukungannya,” tutupnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News