JABARNEWS | BANDUNG – RW 07 Kelurahan Sarijadi, Kota Bandung, berhasil mengolah sampah residu menjadi Biomass Compact Fuel (BCF) atau bio massa, sebuah inovasi yang memungkinkan sampah anorganik dan residu tidak terbuang percuma. Dengan sistem sederhana namun efektif, warga setempat juga mengolah sampah organik menjadi kompos, menjadikan wilayah ini mandiri dalam pengelolaan sampah.
Menyulap Sampah Menjadi Sumber Energi
RW 07 tidak sekadar mengelola sampah, tetapi juga menciptakan manfaat baru. Sampah residu yang biasanya sulit diolah kini berubah menjadi bio massa. BCF yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif, serta memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan pakan ternak.
Ketua RW 07 Sarijadi, Dedy Dharmawan, menjelaskan bahwa program ini telah berjalan sejak 2021. Setiap hari, warga berhasil mengolah sekitar 100 kilogram sampah residu dan 150-200 kilogram sampah organik.
“Informasi yang beredar menyebutkan bahwa sampah residu masih boleh dibuang. Tapi di sini tidak, kami mengolahnya menjadi biomassa. Bisa dibilang, outputnya lebih halus dari RDF,” jelasnya.
Dukungan Pemerintah dan Harapan Besar
Keberhasilan RW 07 menarik perhatian pemerintah kota. Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, langsung meninjau lokasi pengolahan sampah ini. Ia menyatakan kekagumannya atas kemandirian warga dalam menangani sampah.
“Kami meninjau RW 07 terkait pengelolaan sampah dan ternyata sampah di RW ini dapat terselesaikan oleh warganya sendiri,” ujar Erwin, Rabu, 26 Februari 2025.
Menurutnya, metode pengolahan ini cukup sederhana, tetapi sangat efektif dalam menangani sampah di tingkat komunitas.
“Kami akan berdiskusi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung agar metode ini bisa menjadi percontohan bagi RW lainnya,” tambahnya.
Pemerintah Kota Bandung melihat peluang besar dari sistem ini. Jika metode ini diterapkan secara luas, maka masalah sampah kota dapat berkurang secara signifikan.
Tantangan dan Upaya Sosialisasi
Meski sukses, perjalanan RW 07 tidak selalu mulus. Tantangan terbesar adalah membangun kesadaran masyarakat. Tidak semua warga langsung menerima konsep pemilahan sampah.
Dedy mengakui bahwa awalnya sulit mengajak warga untuk memilah sampah dari rumah. Namun, ia dan timnya tidak menyerah.
“Kami melakukan sosialisasi door-to-door. Awalnya memang tidak mudah, tetapi ketika warga melihat contoh nyata, mereka pun mendukung pemilahan sampah di sumbernya,” katanya.
Kesabaran dan konsistensi akhirnya membuahkan hasil. Kini, semakin banyak warga yang sadar pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
Gerakan Bersama untuk Lingkungan Bersih
RW 07 telah membuktikan bahwa pengelolaan sampah mandiri bukan hanya impian. Dengan kesadaran dan kerja sama, lingkungan bersih dan berkelanjutan bisa tercapai.
Dedy pun mengajak seluruh warga Kota Bandung untuk ikut serta dalam gerakan ini.
“Regulasi sudah ada, anjuran agama juga sudah ada. Tinggal kemauan kita untuk bertindak. Warga Bandung terkenal semangat dan kompak, jadi jangan ragu untuk mulai memilah sampah dari rumah,” tegasnya.
Keberhasilan RW 07 menjadi inspirasi bagi wilayah lain. Dengan tekad kuat, inovasi, dan dukungan pemerintah, Kota Bandung berpotensi mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkelanjutan.(Red)