JABARNEWS | BANDUNG – Anggota DPRD Kota Bandung, Nina Fitriana Sutadi, S.IP., M.IP., menegaskan bahwa kolaborasi pentahelix merupakan langkah strategis untuk menciptakan solusi yang komprehensif terhadap berbagai persoalan masyarakat. Menurutnya, penyelesaian masalah publik tidak bisa hanya bertumpu pada satu instansi. Diperlukan sinergi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, komunitas, swasta, media, dan akademisi agar kebijakan menjadi lebih responsif dan berkelanjutan.
“Maka, kita perlu menjaga soliditas ini bersama. Kami juga mendorong terwujudnya kolaborasi pentahelix, yang melibatkan pemerintah, komunitas, swasta, media, dan akademisi, sebagai kunci untuk menciptakan solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan,” tutur Nina.
Kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 10 Oktober 2025, dalam acara Siskamling Siaga Bencana di Kelurahan Cihapit, Kota Bandung, yang dihadiri pula oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan.
Pahami Fungsi Lembaga Publik agar Sinergi Efektif
Dalam kesempatan tersebut, Nina juga menekankan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap fungsi eksekutif dan legislatif. Menurutnya, masyarakat yang memahami peran kedua lembaga ini akan lebih mudah menyalurkan aspirasi dan mendorong kolaborasi yang efektif.
Ia menilai, kerja sama yang baik antara eksekutif dan legislatif dapat mempercepat penanganan berbagai isu di masyarakat, mulai dari persoalan sosial hingga kebijakan publik. “Penyelesaian semua persoalan masyarakat tidak dapat hanya bergantung pada satu lembaga. Sinergi antara eksekutif dan legislatif harus dijaga agar respons kebijakan publik lebih cepat dan tepat,” ujarnya dengan tegas.
Aspirasi Warga dan Usulan Kebijakan Berkeadilan
Dalam kegiatan Siskamling Siaga Bencana tersebut, Nina tidak hanya hadir sebagai undangan, tetapi juga memanfaatkan momentum untuk menyerap aspirasi warga. Salah satu aspirasi datang dari warga RW 5 Kelurahan Cihapit, yang menyoroti kebijakan nilai sewa tanah milik Pemerintah Kota Bandung.
Menanggapi hal itu, Nina berharap Pemkot Bandung dapat mengevaluasi kebijakan sewa tanah agar lebih adil dan proporsional. Ia mengusulkan agar kewajiban sewa dibedakan antara warga yang menggunakan lahan untuk hunian dan warga yang memanfaatkannya untuk usaha.
“Kebijakan ini tentu dapat memberikan keadilan bagi warga pengguna lahan hunian,” ucapnya. Usulan tersebut menjadi refleksi dari kepekaan anggota legislatif terhadap persoalan ekonomi dan sosial yang dihadapi masyarakat di tingkat lokal.
Apresiasi atas Inovasi Warga Cihapit
Selain menyerap aspirasi, Nina juga menyampaikan apresiasi terhadap Rumah Edukasi Motekar di Kelurahan Cihapit. Ia menilai inovasi ini menjadi contoh nyata bahwa masyarakat mampu berkontribusi dalam pembangunan kota melalui gerakan edukatif dan kreatif.
Menurutnya, Rumah Edukasi Motekar bukan hanya sarana belajar, tetapi juga wadah yang memperkuat ketahanan pangan, mendorong pengolahan sampah, dan meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat. Inisiatif seperti ini, lanjutnya, perlu direplikasi di wilayah lain sebagai bentuk kolaborasi antara warga dan pemerintah.
“Fasilitas ini mampu memberikan inspirasi bagi wilayah lain, khususnya dalam upaya ketahanan pangan, pengolahan sampah, dan edukasi masyarakat,” ungkap Nina penuh apresiasi.
Pemerintahan Responsif dan Warga yang Berdaya
Di akhir kunjungan lapangan, Nina menilai bahwa pemerintahan di bawah kepemimpinan Wali Kota Muhammad Farhan telah menunjukkan karakter yang responsif. Program Siskamling Siaga Bencana dinilai bukan sekadar menjaga keamanan lingkungan, tetapi juga memperkuat komunikasi antara warga dan pemerintah.
“Acara Siskamling ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintahan yang dipimpin Wali Kota Bandung, Bapak Farhan, merupakan pemerintahan yang responsif. Melalui program ini, pengaduan yang disampaikan masyarakat, bahkan melalui media sosial, ditanggapi dengan cepat dan diberikan solusinya secara langsung,” tutur Nina.
Melalui kegiatan tersebut, semangat kolaboratif antara lembaga, komunitas, dan masyarakat semakin terasa nyata. Bandung tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga menumbuhkan budaya gotong royong dan partisipasi publik yang menjadi fondasi utama menuju kota yang tangguh dan berdaya.(Red)