“Jika bumi bisa bicara, barangkali ia tak akan berteriak. Ia hanya akan berbisik lembut namun jelas ‘Rawatlah aku. Bukan karena aku lemah, tapi karena aku rumah bagi hidupmu dan mereka yang belum lahir,” jelasnya.
Ajakan tersebut bukan hanya menyentuh sisi emosional, tetapi juga menggugah komitmen para orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk melanjutkan semangat cinta bumi dalam kehidupan sehari-hari.
“Mari kita pulang bukan hanya dengan tepuk tangan, tapi dengan hati yang lebih sadar, komitmen yang lebih segar, dan langkah yang lebih bertanggung jawab untuk bumi dan generasi mendatang,” ujarnya. (Red)