Ia menambahkan bahwa patroli rutin Satpol PP selama ini tidak menemukan banyak pelajar yang berkeliaran di malam hari. Hal ini, menurutnya, menjadi indikasi positif bahwa masyarakat mulai memahami dan mematuhi aturan tersebut.
“Enggak ditemukan, semoga tidak ketemu, berarti mereka di rumah. Tidak ketemu bukan berarti kita tidak bisa menemukan, mereka sudah tidak berani jalan keluar,” ujarnya.
Terkait opsi penegakan disiplin lanjutan, Bupati membuka kemungkinan untuk mengirim pelajar yang melanggar ke barak militer. Namun kebijakan itu masih dalam tahap kajian, terutama menyangkut kebutuhan anggaran dan efektivitasnya.
“Kita lagi konsultasikan, diskusikan, karena itu kan membutuhkan biaya,” jelasnya.
Dalam penerapannya, Pemkab Garut tetap mengedepankan pendekatan persuasif. Anak-anak yang terjaring patroli malam tidak serta-merta diberikan sanksi tegas, melainkan akan dikembalikan ke orang tua untuk dibina lebih lanjut.





