“Kami tidak akan membiarkan hal serupa terulang kembali,” tegasnya.
Sementara itu, komunitas pelari yang disebut dalam peristiwa tersebut telah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka melalui akun media sosial mereka.
Mereka menyatakan bahwa pembagian bir hanya diberikan kepada peserta yang bersedia, dan tidak ada unsur paksaan dalam praktiknya.
“Kami berkomitmen melakukan perbaikan ke depan, agar seluruh kegiatan berlangsung relevan, inklusif, sesuai norma dan budaya yang berlaku di masyarakat,” tulis akun @freerunners_bdg dalam unggahan mereka. (dtk)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News