Selain ancaman longsor, Farhan menyoroti meningkatnya kasus kebakaran di permukiman padat. Banyak rumah dihuni delapan orang dalam satu bangunan, sehingga risiko korban jiwa meningkat apabila penanganan tidak cepat.
Kasus rumah roboh juga mengalami kenaikan, baik di dekat bantaran sungai maupun area permukiman umum. Sejumlah bangunan tua yang sudah tidak layak huni masih ditempati warga karena keterbatasan ekonomi.
Farhan turut menyoroti risiko pohon tumbang. Banyak pohon yang ditanam pada pot beton sejak lama kini dalam kondisi rapuh karena beton penahannya runtuh.
“Begitu akarnya terpapar, kekuatannya sangat rapuh. Saya sudah menyaksikan sendiri di Kiaracondong, pohon tumbang tiba-tiba saat hujan,” katanya.
Ia juga memperingatkan potensi lonjakan kasus demam berdarah (DBD) pada 2026–2028 sesuai siklus tiga tahunan. Meski sepanjang 2025 tidak ditemukan korban jiwa, kewaspadaan perlu ditingkatkan. Farhan meminta warga segera memeriksakan diri ke puskesmas bila demam tidak turun dalam 24 jam.





