Waduh! 89,1 Persen Masyarakat Indonesia Masih Konsumsi Air Tidak Aman

JABARNEWS I PURWAKARTA – Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menyebutkan sebesar 89,1 persen masyarakat Indonesia masih meminum air yang masuk dalam kategori tidak aman.

“Sekitar 89,1 persen masyarakat kita masih meminum air yang tidak aman,” kata Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes Vensya Sitohang dalam Diskusi Pegiat Air Minum dan Sanitasi yang diikuti daring di Jakarta, Jumat 5 Oktober 2021.

Vensya menjelaskan, air yang dikonsumsi tersebut dapat dikatakan tidak aman karena masih mengandung banyak bakteri seperti mengandung E.coli.

Baca Juga: Waspada! Selain Banjir di Musim Hujan, Purwakarta Juga Rawan Tanah Longsor

Baca Juga: Rakortek Kemendes PDTT di Palanglaraya, Bahas Ketahanan Pangan di Kalteng

Baca Juga:  Erick Thohir Bocorkan Dugaan Kasus Jual Beli Jabatan di BUMN, Said Didu Berikan Komentar Menohok

Akibatnya, jumlah masyarakat yang menderita penyakit diare di Tanah Air dapat terbilang masih tinggi. Oleh sebab itu, dia menjelaskan masyarakat memerlukan air yang dapat dikonsumsi secara aman.

Baca Juga: Ambruk, Angin Kencang Hantam Rumah Seorang Lansia di Sukabumi

Baca Juga: Korban Melawan Diserang, Komplotan Sadis Anggota Geng Motor di Majalengka Ditangkap

“Bila bicara soal air minum, itu sekarang sudah tidak bisa kita bicara soal layak, tapi harus soal aman. Karena air minum yang layak bukan air minum yang aman,” tegas dia.

Menurut Vensya, untuk dapat mendorong masyarakat menjadi higienis, sehat dan memiliki akses sanitasi yang baik, diperlukan adanya bantuan dari Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) yang dapat menyebarkan praktik baik dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga:  Pergerakan Tanah Meluas, Puluhan Keluarga Kaki Gunung Beser Mengungsi

Melalui OMS, diharapkan banyak pihak yang akan terinspirasi untuk mencontoh dan memodifikasi inovasi-inovasi yang dibuat untuk meningkatkan kualitas sanitasi yang ada di masyarakat juga memperluas jejaring kerja sama untuk melakukan kampanye edukasi seperti stop buang air besar sembarangan juga membentuk budaya cuci tangan pakai sabun.

Baca Juga: Waduh! Suami Istri sampai Tukang Ojek di Bogor Jadi Pengedar Narkoba Jenis Sabu

Ia  mengatakan, OMS juga dapat mendukung program sanitasi total berbasis masyarakat yang dijalankan Kemenkes untuk menciptakan sebuah lingkungan yang kondusif dan mampu meningkatkan kebutuhan dan akses sanitasi yang ada pada masyarakat di arena pelayanan umum seperti sekolah, kantor, rumah makan, Puskesmas juga terminal.

Baca Juga:  Soal Aktivasi Teras Cihampelas, Yana Mulyana Akui Kesulitan Kembalikan Pedagang

Vensya berharap akan semakin banyak OMS yang tergabung bersama pemerintah untuk dapat menciptakan lingkungan hidup yang bersih sehingga masyarakat yang terkena berbagai penyakit akibat air yang tidak bersih dapat berkurang dan taraf kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik.

“Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), telah bermitra dengan berbagai OMS dalam pelaksanaan STBM termasuk untuk kampanye dan advokasinya. Mudah mudahan ke depan akan semakin baik lagi dan semakin banyak OMS yang terlibat,” kata dia. ***