Prabowo mengungkapkan rasa geramnya karena kerugian negara mencapai Rp100 triliun per tahun, yang disebutnya hanya dinikmati oleh empat sampai lima pengusaha saja. Ia membandingkan bahwa dana sebesar itu seharusnya bisa dimanfaatkan untuk membangun sektor pendidikan.
“Kalau saya punya Rp100 triliun tiap tahun, kita bisa perbaiki 100.000 sekolah. Kita punya 330.000 sekolah. Dalam 3,5 tahun bisa selesai semuanya,” ungkap Prabowo.
Presiden menyebut praktik pengoplosan beras ini sebagai sabotase ekonomi nasional dan tusukan dari belakang terhadap rakyat, sehingga perlu dihentikan secara serius dan sistematis.
“Ini sabotase ekonomi Indonesia, menikam rakyat dari belakang. Ini harus kita hentikan!” tegasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News