“Smile Pro itu tindakan laser non-flap, jadi tidak perlu membuka flap kornea. Risikonya sangat kecil dan efek samping hampir tidak ada,” jelas dr. Marita.
Dibandingkan metode LVC sebelumnya seperti Trans-PRK dan LASIK femtosecond, Smile Pro menawarkan kenyamanan lebih, khususnya dalam mengurangi risiko mata kering pascaoperasi.
Prosedur ini bahkan memungkinkan pasien kembali beraktivitas keesokan harinya. “Kalau Smile Pro, biasanya besoknya sudah bisa beraktivitas,” tambahnya.
Prime Center Clinics juga menekankan pentingnya skrining menyeluruh sebelum tindakan. Dengan peralatan mutakhir, skrining bertujuan menentukan kelayakan pasien untuk menjalani LVC. Jika tidak memenuhi kriteria, klinik tetap memberikan alternatif solusi agar pasien tetap bisa hidup aktif tanpa kacamata.
Prosedur LVC diperuntukkan bagi individu berusia 18 hingga 45 tahun yang belum mengalami katarak. Proses lasernya sendiri sangat cepat, kurang dari 10 detik, dengan total waktu tindakan sekitar 5-10 menit. Teknologi ini bahkan memadukan kecerdasan buatan (AI) untuk mengukur ketebalan kornea dengan presisi sesuai kebutuhan koreksi pasien.