Salah satu persoalan serius yang juga ditangani adalah saluran air kotor (branggang) yang tertutup bangunan. Pemkot Bandung akan melakukan pengecekan langsung dan menindak bangunan yang terbukti melanggar aturan. “Kita mau ngecek langsung bangunannya. Kalau memang melanggar, langsung kita tindak,” tegas Farhan.
Selain itu, Pemkot sedang mengkaji pembuatan sodetan untuk mengurangi beban banjir serta pemeliharaan pohon dan PJU. Farhan menekankan pentingnya pemetaan kerawanan bencana untuk mengukur ketangguhan masyarakat menghadapi potensi bahaya. Kerawanan yang ditemukan meliputi limpasan air, kebakaran, curanmor, jambret, hingga pohon tumbang.
Farhan meminta perangkat daerah untuk merespons cepat pohon rawan tumbang karena risikonya tinggi. “Saya khawatirnya akarnya sudah tidak cukup kuat. Coba tolong diselidiki penyebabnya,” ujarnya.
Ia juga mengimbau lurah dan camat untuk segera mengambil tindakan bila menghadapi situasi darurat. “Kalau memang perlu dipotong saat itu juga, potong. Tapi yang wajib koordinasi adalah camat dan lurah supaya saling mengerti,” kata Farhan.
Program Siskamling Siaga Bencana sendiri telah berkeliling ke puluhan kelurahan dari total 151 kelurahan di Bandung. Program ini dilakukan untuk memotret persoalan nyata warga secara langsung.





