“Angkot kudu pintar. Harus terkoneksi dalam sistem IoT. Bisa disambungkan dalam jaringan grid yang memungkinkan masyarakat melihat posisi, rute, dan waktu tempuh angkot secara real time,” jelasnya.
Farhan membeberkan bahwa jumlah kendaraan pribadi di Bandung sudah mencapai 2,3 juta, hampir menyamai jumlah penduduknya yang sekitar 2,6 juta jiwa. Menurutnya, ini menjadi indikator kegagalan sistem transportasi publik.
“Artinya warga tidak percaya pada transportasi publik,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa proyek Bus Rapid Transit (BRT) segera dibangun sebagai bagian dari solusi jangka panjang. Farhan mengingatkan masyarakat bahwa proses pembangunan akan berdampak pada lalu lintas kota selama dua tahun mendatang.
“Kita akan membangun konstruksi BRT yang akan membuat Bandung macet sampai dua tahun ke depan. Tapi ini investasi jangka panjang untuk perbaikan transportasi,” pungkasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News