Stabilitas jaringan dinilai krusial mengingat kawasan industri Cikarang–Karawang menjadi pusat manufaktur nasional, mulai dari otomotif hingga teknologi. Peningkatan kapasitas hantar arus ini disebut mampu mengurangi tekanan pada jaringan eksisting sekaligus mengantisipasi lonjakan kebutuhan listrik di masa mendatang.
Di sisi teknis, proses pengerjaan tak lepas dari tantangan, terutama pada segmen lintasan yang memiliki keterbatasan lahan. Manager PLN UPP JBT 1, Nugroho Budi Sulaksono, mengungkapkan bahwa koordinasi dengan pemerintah daerah serta pemilik lahan menjadi faktor penting kelancaran proyek.
“Ini pekerjaan yang harus dilakukan sangat hati-hati karena berada pada jaringan eksisting yang vital. Berkat kolaborasi antara tim proyek, kontraktor, dan pemda, seluruh tahapan dapat diselesaikan aman hingga tahap energize,” jelasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





