Menurut catatan DPRD Jabar, hingga kuartal ketiga tahun lalu, aset BIJB telah mencapai Rp2,83 triliun. Dari jumlah itu, Rp1,67 triliun berasal dari penyertaan modal Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Meski begitu, bandara ini masih mengandalkan dana tambahan sekitar Rp30 miliar setiap tahun dari APBD, tanpa diimbangi pendapatan yang memadai.
“Pengeluaran operasional mencapai Rp2 miliar per bulan, tapi pendapatan tidak jelas. Ini jelas tidak sehat. Pemerintah harus segera melakukan kajian mendalam terhadap keberlanjutan BIJB,” kata Romli.
Romli juga menyinggung pernyataan mantan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, yang menyebut BIJB kini lebih mirip “peuteuy selong”, sindiran yang menurutnya mencerminkan kekecewaan masyarakat.