
“Urgensi inovasi karena saat ini fenomena sudah terjadi yang dinamakan triple disrupsi. Pertama kita memasuki era industri 4.0, yang disambung society 5.0. Lalu disrupsi akibat climate change (perubahan iklim), dan yang kita tahu bersama adalah pandemi COVID-19,” tutur Setiawan.
Contohnya, kata Setiawan, penerapan literasi digital kepada pelaku UMKM, dapat mendorong pasar lebih luas dan memberikan dampak positif bagi penjualan produk.
“Produk UMKM yang kalau dijajakan manual siapa sih yang akan hadir secara fisik, maka dengan literasi digital mereka dapat memasarkan produk secara online,” sambung dia.
Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), ada 210,03 juta pengguna internet di dalam negeri pada periode 2021- 2022. Jumlah itu meningkat 6,78 persen dibandingkan pada periode sebelumnya yang sebesar 196,7 juta orang.
“Kita punya potensi luar biasa, Kita boleh mempelajari apapun tapi sentuhan teknologi harus masuk,” ucap Setiawan.
“Dengan pengelolaan modern, kita harus pahami betul apa itu business process, itulah reformasi,” tambahnya.