“Kalau ada lima kali sehari, pasti maskapai besar mau tunggu. Sekarang kan orangnya gak ada, pesawat masuk rugi,” kata Susi.
Ia juga menyebut rute Halim-Kertajati khusus untuk kru maskapai besar, agar waktu tempuh dan jadwal terbang bisa efisien.
Dedi Mulyadi menambahkan, dari total dana Rp60 miliar, sekitar Rp49 miliar siap dialihkan langsung untuk mendukung pengoperasian Susi Air.
Selain mengisi slot rute yang kosong, penerbangan feeder ini juga akan membantu menyelamatkan bandara dari status idle yang terlalu lama.
“Ini solusi cepat dan murah. Kalau tidak diisi, bandara hanya jadi bangunan kosong. Padahal sudah banyak biaya dikeluarkan,” pungkas Dedi. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News