
Menurutnya, keputusan semacam itu tidak dapat diambil secara sepihak karena program ini sudah menjadi bagian dari kurikulum dan mayoritas orang tua serta siswa mendukung pelaksanaannya.
“Ini bukan kebijakan baru, melainkan program yang telah berjalan bertahun-tahun. Jika hanya segelintir pihak yang merasa keberatan, apakah adil bagi ratusan siswa yang menantikan kegiatan ini?” ujarnya.
Eko juga menyayangkan jika pejabat publik terlalu cepat merespons informasi yang tidak diverifikasi kebenarannya.
Ia menduga polemik ini berawal dari unggahan di blog pribadi, bukan dari sumber berita resmi.
“Nggak bisa seenaknya asal ngomong. Ini ada kurikulumnya, agenda juga sejak lama dan mayoritas orang tua setuju, polling anak-anak juga setuju.” tandasnya.