Menurut Made, kekecewaan itu berujung pada serangkaian teror dan ancaman yang dilakukan H terhadap K. Aksi tersebut tidak hanya ditujukan langsung kepada korban, tetapi juga merambah lingkungan kampus tempat K menempuh pendidikan.
“Karena memang Saudara H sudah sering melakukan teror kepada ataupun pengancaman bukan hanya ke yang bersangkutan (Saudari K). Tapi sampai juga kita mendapatkan bukti bahwa menteror ke kampus tempat Saudari K berkuliah,” ujarnya.
Polisi kemudian melakukan penyelidikan mendalam, termasuk memeriksa K yang namanya dicatut sebagai pengirim email teror.
Dari pemeriksaan itu, polisi memastikan bahwa K bukan pelaku pengiriman pesan ancaman tersebut. Penelusuran lebih lanjut mengungkap email teror justru dibuat oleh H, mantan pacar korban.





