Marlan membantah keras tuduhan tersebut. Ia menegaskan tak pernah memberikan arahan maupun menawarkan proyek pengganti kepada vendor untuk menutup kerugian akibat masalah PT BDS.
“Lucunya dari mulai awal sampai selesai audit dan sampai sekarang, saya belum pernah ketemu mereka, sekalipun. Yang di podcast itu saya baru lihat kemarin saja, yang tiga orang itu,” ujarnya seperti dikutip dari Tribun.com.
Menurut Marlan, peran Inspektorat dalam perkara ini hanya sebatas menjalankan audit atas permintaan pimpinan daerah.
Kasus bermula dari kerja sama pengadaan daging ayam boneless antara PT BDS dan sejumlah perusahaan penyedia. Proyek ini diduga berujung pada tunggakan pembayaran bernilai besar.