JABARNEWS| BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung terus mendorong penguatan sektor pariwisata dengan meningkatkan konektivitas transportasi udara dan darat. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menekankan pentingnya integrasi Bandara Husein Sastranegara dengan Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma, dan BIJB Kertajati guna memperkuat industri penerbangan dan mendukung mobilitas wisatawan.
Integrasi Bandara Husein untuk Ekonomi yang Lebih Kuat
Bandara Husein Sastranegara memiliki peran strategis dalam industri penerbangan nasional. Namun, Farhan menegaskan bahwa bandara ini tidak bisa berdiri sendiri. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan tiga bandara lainnya, yaitu Soekarno-Hatta di Tangerang, Halim Perdanakusuma di Jakarta, dan BIJB Kertajati di Majalengka.
“Keempat bandara ini harus menjadi bagian dari ekosistem penting dalam membangun industri penerbangan dan mengembangkan aglomerasi ekonomi besar yang mencakup Jakarta, Tangerang, Bandung, dan Majalengka,” ujarnya saat memaparkan konsep “Maju” dalam Bandung Utama, Kamis (27/2/2025)
Menurutnya, integrasi ini akan membuka lebih banyak peluang ekonomi bagi pelaku usaha dan industri jasa di Bandung. Dengan konektivitas yang lebih baik, Bandung dapat semakin berkembang sebagai pusat perdagangan dan bisnis.
Farhan berharap gagasannya ini dapat dipertimbangkan oleh Menteri Perhubungan. Ia meyakini, langkah ini akan memperkuat daya saing industri penerbangan nasional sekaligus meningkatkan aksesibilitas bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Bandung.
Mobilitas Wisatawan Makin Mudah dengan Whoosh
Selain transportasi udara, Bandung juga mendapat dorongan besar dalam sektor pariwisata melalui kehadiran kereta cepat Whoosh. Kereta ini mempersingkat waktu perjalanan dari Jakarta ke Bandung, menjadikannya pilihan utama bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana kota.
“Bandung ini kota wisata. Apa pun yang Anda lakukan di sini, pasti akan membuat rileks. Itu sebabnya, kita harus memastikan bahwa kemudahan mobilitas ini diimbangi dengan pelayanan yang baik di Kota Bandung,” kata Farhan.
Pemkot Bandung pun berkomitmen untuk menjaga infrastruktur jalan tetap mulus dan mengatasi kemacetan. Langkah ini diambil agar wisatawan yang datang tidak hanya menikmati perjalanan yang nyaman, tetapi juga pengalaman yang menyenangkan selama berada di Bandung.
Penguatan Industri Kuliner dan Ekonomi Kreatif
Bandung terkenal dengan industri kulinernya yang terus berkembang. Farhan menyoroti pentingnya dukungan bagi pelaku usaha kuliner agar mereka dapat berinovasi dan bertahan dalam persaingan pasar.
“Kami akan bekerja sama dengan Badan Sertifikasi Halal Nasional. Semoga ini dapat diperluas ke sektor lain, seperti kosmetik,” ungkapnya.
Selain kuliner, sektor ekonomi kreatif juga menjadi perhatian Pemkot Bandung. Farhan menyampaikan pesan khusus kepada komunitas kreatif, termasuk pegiat musik, seni, dan budaya.
“Silakan terus berekspresi dan berkarya. Kami sebagai orang tua memahami bahwa skena adalah bagian dari kebebasan berekspresi generasi saat ini,” katanya.
Ia menegaskan bahwa Bandung akan terus menjadi tempat yang ramah bagi para kreator dan seniman yang ingin mengembangkan bakatnya.
Bandung Menuju Pusat Ekonomi dan Perdagangan
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, memastikan bahwa Pemkot Bandung juga akan berupaya menjadikan kota ini sebagai pusat ekonomi dan perdagangan di Jawa Barat.
“Bandung ini punya potensi besar sebagai pusat perdagangan. Kuliner, fesyen, dan berbagai produk kreatif berkembang pesat di sini. Bahkan, ada orang Jakarta yang rela naik Whoosh hanya untuk makan cireng di Bandung lalu kembali lagi,” ungkapnya.
Untuk mendukung pertumbuhan ini, Pemkot Bandung akan membangun UMKM Center di 30 kecamatan dan mendirikan pusat inkubasi bisnis. Program ini akan memberikan pelatihan bagi pelaku usaha dalam bidang digital marketing, manajemen keuangan, dan inovasi produk.
“Kalau hanya dilatih tanpa diberikan modal, usaha mereka tidak akan berkembang. Karena itu, kami juga akan memberikan akses permodalan bagi UMKM yang sudah siap,” tambah Erwin.
Selain itu, Pemkot Bandung akan mengoptimalkan destinasi wisata seperti Kebun Binatang Bandung dan meningkatkan kualitas kuliner lokal. Upaya ini bertujuan agar Bandung tetap menjadi tujuan wisata unggulan di Indonesia.
Wirausaha Berbasis Masjid dan Pesantren
Sebagai bagian dari strategi ekonomi inklusif, Pemkot Bandung juga akan mengembangkan program wirausaha berbasis masjid dan pesantren. Program ini diharapkan dapat melibatkan lebih banyak masyarakat dalam kegiatan ekonomi produktif.
“Insyaallah kami akan jalankan ini dengan baik,” tutup Erwin.
Dengan berbagai program dan inisiatif ini, Bandung semakin siap menjadi kota yang maju, inovatif, dan berdaya saing tinggi. Pemkot Bandung berharap konektivitas yang lebih baik, didukung oleh transportasi udara dan darat yang efisien, akan semakin memperkuat sektor pariwisata dan ekonomi di kota ini.(Red)