Menurut Adam, sejak awal September 2025, rumah tersebut tetap difungsikan meski warga telah menolak rencana penggunaannya pada pertengahan Agustus. Dapur itu memproduksi sekitar 3.000–4.000 porsi makanan per hari.
“Masalah bau juga. Nah yang ini tiba-tiba aja bikin setelah yang pertama kita tolak,” tambahnya.
Warga juga sempat memprotes keberadaan truk sampah yang mengangkut limbah dapur di depan rumah, karena menimbulkan bau tidak sedap. Mereka bahkan meminta pengelola menunjukkan izin operasional, namun hingga kini belum pernah ditunjukkan.
“Gangguannya sudah terjadi seperti itu. Untuk izin juga tidak ada. Bangun tambahan pun tanpa izin,” tegas Adam. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News