“Kami mendorong agar BUMD selain BJB bisa memberi kontribusi minimal 5% per BUMD. PAD Jabar dari BUMD saat ini baru sekitar 1,9%, angka yang sangat kecil,” jelasnya.
Ia juga mengakui adanya faktor eksternal yang menekan pendapatan daerah, di antaranya kredit macet nasabah perbankan, termasuk di Bank Jabar akibat kasus Sritex, serta dampak restrukturisasi pasca COVID-19 yang memengaruhi kinerja sejumlah BUMN.
“Ada kendala di sektor perbankan dan industri. Kondisi ini jelas berdampak besar pada pendapatan daerah,” pungkasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News