Buky menjelaskan bahwa Jepang tengah menghadapi kekurangan tenaga pengemudi profesional, sementara Indonesia memiliki kesamaan sistem mengemudi (setir kanan) yang menjadi nilai tambah.
“Tadi dibicarakan kemungkinan akan diadakan program pelatihan khusus untuk calon sopir asal Indonesia yang ingin bekerja di Jepang,” ungkapnya.
Selain industri dan ketenagakerjaan, delegasi Shizouka juga mengusulkan pengembangan wisata pendidikan di Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi, yang dinilai memiliki potensi besar sebagai destinasi internasional berbasis konservasi dan edukasi. Kerjasama di sektor pendidikan dan kebudayaan pun menjadi perhatian utama dalam agenda pertemuan tersebut.
“Mudah-mudahan rencana kerjasama ini bisa segera ditindaklanjuti. Tahun ini fokus kita memang masih pada penanggulangan bencana dan diplomasi kebudayaan, namun sektor lain seperti pariwisata dan pendidikan perlu diperluas,” jelas Buky.
Ia menambahkan, DPRD Jawa Barat mendukung penuh setiap langkah kerjasama yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.





