“Agenda diskusi ini sangat penting untuk menjawab tantangan global saat ini. Kami yakin kerja sama ini akan memberi manfaat besar bagi masyarakat Jawa Barat,” tegasnya.
Namun demikian, Buky menyoroti tantangan bahasa sebagai hal yang perlu diantisipasi dalam pertukaran tenaga kerja. Ia mendorong dinas terkait untuk memperkuat pelatihan Bahasa Jepang bagi sumber daya manusia (SDM) yang akan dikirim bekerja ke Jepang.
“Diharapkan kemampuan bahasa menjadi perhatian khusus agar SDM kita siap menghadapi tantangan di lapangan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Delegasi Parlemen Shizouka, Nakazawa, menyampaikan keinginan kuat pihaknya untuk memperkuat hubungan ekonomi dan sosial dengan Jawa Barat.
“Kami ingin meningkatkan kerjasama di bidang industri dan berharap lebih banyak tenaga kerja asal Jawa Barat bisa bekerja di Shizouka. Kami kekurangan banyak sopir, dan karena sistem menyetir di Indonesia sama seperti di Jepang setir kanan maka ini peluang besar bagi tenaga kerja Indonesia,” ungkap Nakazawa. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





