Dampak positif juga tercermin dari partisipasi pemilih yang melonjak. Kepala DPMDesa Jawa Barat, Ade Afriandi, mengungkapkan bahwa kemudahan teknis ini berbanding lurus dengan tingginya partisipasi pemilih desa. Data rekapitulasi menunjukkan antusiasme warga yang luar biasa terhadap sistem baru ini.
“Partisipasi pemilih di Desa Cadaskertajaya mencapai angka fantastis 91 persen. Sementara Desa Balongsari mencatatkan kehadiran 84,11 persen dan Desa Tanjungmekar sebesar 82 persen,” papar Ade.
Selain sukses menekan angka golput, sistem ini juga terbukti inklusif dan ramah terhadap kelompok rentan. Di Desa Wanakerta, petugas KPPS menerapkan layanan jemput bola untuk membantu warga.
Selain efisiensi biaya pilkades dan partisipasi tinggi, sistem ini juga disebut ramah kelompok rentan. Ade mencontohkan praktik di Desa Wanakerta, di mana KPPS menyediakan kursi roda dan pendampingan untuk pemilih penyandang disabilitas serta lansia melalui layanan jemput bola dari rumah ke TPS.
“TPS di Wanakerta sudah ramah disabilitas. Petugas siap mengantar pemilih hingga bilik suara,” ujar Ade.





