“Domyak harus disinergikan dengan kebutuhan industri kepariwisataan. Objek-objek wisata yang sudah stabil dan mapan di Purwakarta wajib menampilkan kesenian Domyak. Hal ini bisa difasilitasi oleh Disporaparbud sebagai leading sektor,” ujarnya.
Aa juga menambahkan bahwa kesenian lokal lainnya perlu diberi ruang tampil di kawasan wisata yang ada di wilayah Kabupaten Purwakarta.
“Saya berharap Domyak bukan hanya jadi magnet bagi generasi muda untuk tampil dan berekspresi dalam seni. Tapi ke depan bisa menjadi profesi. Lihat saja di Tiongkok atau Jepang, kesenian lokal bisa menjadi industri kepariwisataan. Kita pun bisa,” tegasnya.
Hal senada disampaikan oleh Yosi Agustiawan, salah satu dari sedikit pegiat Domyak yang masih bertahan.
Ia menyatakan keprihatinannya karena hanya segelintir orang tua yang masih bisa memainkan alat musik tradisional Domyak.