Pagi hari milik Lida Yohani dimulai sejak pukul lima. Dengan usia yang tak lagi muda, ia mengelilingi pasar mencari botol plastik dan kardus bekas dari langganan pedagang. Walau lelah menyelimuti, ia jarang sekali mengeluh.
“Kalo cape baru naik angkot, kalau nggak ya jalan kaki. Hemat ongkos juga,” katanya sederhana.
Ada rasa haru saat mendengar bagaimana ia mensyukuri hal-hal kecil, seperti bisa makan hari ini, bisa tidur di tempat sendiri, atau sekadar beli kopi hangat.
“Saya hidup sendiri, tapi Allah selalu jaga saya,” katanya.
Ungkapan itu bukan bentuk keputusasaan, melainkan keteguhan hati seorang perempuan yang sudah berdamai dengan hidupnya.