JABARNEWS – Dari kejauhan, denting palu bersahutan dengan tawa anak-anak yang berlarian di halaman sekolah. Di bawah langit cerah lereng Gunung Muria, bangunan tua yang dulu retak kini berdiri gagah dengan cat baru, jendela lebar, dan papan tulis yang bersih dari debu.
Di salah satu dindingnya, tergantung tulisan tangan sederhana: “Belajar adalah harapan.”
Pemandangan seperti itu dulu terasa langka. Kini, ia menjadi wajah baru yang mulai menjamur di berbagai penjuru Nusantara. Dari Aceh hingga Nusa Tenggara, sekolah-sekolah yang sempat nyaris ditinggalkan kini hidup kembali berkat Program Revitalisasi Satuan Pendidikan yang telah berjalan setahun terakhir.
Melalui alokasi Rp16,97 triliun, pemerintah berhasil memperbaiki 15.523 satuan pendidikan, melampaui target awal 10.440 sekolah. Namun lebih dari sekadar capaian angka, yang tumbuh adalah rasa kebersamaan: pendidikan yang dibangun oleh masyarakat, untuk masyarakat.
Di Kudus, guru dan warga bahu-membahu merenovasi ruang kesenian serta membangun toilet ramah disabilitas.





