Guru bukan sekadar pengajar, tetapi penenun masa depan.
Murid bukan sekadar penerima ilmu, melainkan penjaga harapan.
Revitalisasi satuan pendidikan menghadirkan ruang belajar yang manusiawi.
Digitalisasi menjembatani jarak antarwilayah.
Kebijakan afirmatif memastikan tak ada anak yang tertinggal hanya karena tempat lahirnya.
“Pendidikan bukan urusan birokrasi semata, melainkan kerja bersama untuk memastikan setiap anak Indonesia punya hak yang sama untuk bermimpi dan mewujudkannya.”
— Abdul Mu’ti, Mendikdasmen.
Kini, di setiap tawa murid, di setiap papan interaktif yang menyala, dan di setiap kelas kecil yang kembali hidup, kita menyaksikan perubahan itu menjadi nyata.
Pendidikan bukan lagi mimpi jauh, tetapi kenyataan yang tumbuh — menjahit martabat dan masa depan bangsa, satu ruang kelas demi satu ruang kelas. (*)
Oleh: Shinta Nur
*) Pemerhati Pendidikan asal Bandung





