Survei Katadata Insight Center (2025) menunjukkan:
- 87,6% orang tua memahami pentingnya TKA,
- 90% mendukung penerapannya di seleksi pendidikan lanjutan.
Namun hanya 46,2% yang tahu bahwa TKA tidak wajib, dan 21,6% yang paham bahwa tes ini bukan pengganti Ujian Nasional — menandakan perlunya peningkatan literasi publik.
“Yang terpenting, TKA harus menjadi ukuran kemampuan berpikir, bukan sekadar hafalan,”
— Satria Triputra, Research & Analytics Manager KIC.
Dengan melibatkan dinas pendidikan daerah, pelaksanaan TKA di jenjang SD dan SMP akan mempertimbangkan konteks lokal — budaya, bahasa, dan pengalaman anak-anak daerah.
Standardisasi tak lagi berarti menyeragamkan, melainkan memastikan mutu dalam keberagaman.
Menjahit Harapan di Setiap Ruang Kelas
Setahun terakhir, pendidikan Indonesia seolah menemukan denyutnya kembali.
Di antara gedung-gedung sekolah yang baru direnovasi dan layar digital yang menyala di pelosok negeri, tumbuh kisah-kisah kecil yang jauh lebih besar dari sekadar angka capaian.





