Sepanjang Januari hingga September 2025, BGN mencatat 70 kasus keracunan MBG yang berdampak pada 5.914 penerima.
Pulau Jawa menjadi wilayah paling terdampak dengan 41 kasus dan 3.610 korban. Sumatera mencatat 9 kasus dengan 1.307 korban.
Wilayah III, yang meliputi Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, dan Nusa Tenggara, mengalami 20 kasus dengan 997 penerima terdampak.
Penyelidikan mengungkap berbagai bakteri berbahaya sebagai penyebab keracunan. E. coli ditemukan pada air, nasi, tahu, dan ayam.
Staphylococcus aureus terdapat pada tempe dan bakso, sementara Salmonella mengkontaminasi ayam, telur, dan sayur.