“Hingga saat ini, status aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada Level I atau Normal,” kata Kepala Badan Geologi, Muhamad Wafid, dalam keterangan tertulis, Senin, 1 Juni 2025.
Ia menjelaskan bahwa aktivitas kawah ditandai dengan hembusan asap putih dari Kawah Ratu dengan intensitas tipis hingga tebal, menjulang antara 5 hingga 110 meter dari dasar kawah.
Tingginya curah hujan di kawasan gunung tersebut juga menjadi faktor yang diperhatikan.
Karakteristik letusan Tangkuban Parahu yang cenderung bersifat freatik, yakni letusan uap akibat interaksi air dengan material panas di dalam gunung, membuat potensi bahaya sulit diprediksi.
Erupsi freatik sendiri terjadi ketika air tanah, air hujan, atau air dari danau kawah memanas secara cepat akibat bersentuhan dengan batuan vulkanik panas.