Untuk menghadapi libur panjang akhir tahun, BPBD Jabar menempatkan dua hingga tiga personel di setiap posko yang tersebar di 27 kabupaten/kota. Posko tersebut beroperasi mandiri maupun bersama TNI dan Polri di kawasan rawan bencana.
“Jadi poskonya itu ada yang beririsan dengan teman-teman instansi lain gitu ya TNI/Polri ada juga yang mandiri, khususnya di daerah-daerah rawan bencana, itu kami siapjkan pos sendiri,” ujarnya.
Selain penempatan personel, BPBD Jabar juga menyiagakan peralatan evakuasi dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah desa serta kelurahan. Langkah ini diambil agar respons darurat lebih cepat ketika terjadi cuaca ekstrem Jabar dan situasi berubah mendadak.
Menurut Teten, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan status siaga bencana hingga April 2026 seiring prediksi musim hujan berlangsung dalam periode tersebut. Kebijakan ini menjadi rujukan kesiapsiagaan pada masa liburan akhir tahun dan seterusnya.
Sementara itu, BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Bandung memprakirakan perayaan tahun baru 2026 berpotensi diguyur hujan. Masyarakat diminta menyesuaikan aktivitas luar ruang dan memantau informasi cuaca untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi.





