JABARNEWS | KOTA BEKASI – Konflik internal di tubuh Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi kian memanas. Perseteruan antara Sekda Rayendra Sukarmadji dengan Pj Walikota Bekasi Ruddy Gandakusumah.
Bahkan, saat ini konflik tersebut melibatkan aparatur sipil negara (ASN) dan organisasi perangkat daerah (OPD). Mereka beramai-ramai menyatakan dukungan pro terhadap Rayendra yang baru pensiun dan kontra terhadap Ruddy Gandakusuma. Dukungan pro dan kontra itu bahkan secara terang-terangan dinyatakan ASN di depan publik.
Ruddy tak gentar, dia pun melayangkan sejumlah serangan balik dengan melaporkan Rayendra dengan tuduhan pencemaran nama baik dan pengusiran terhadap dirinya kepada Bareskrim, Senin (30/07/2018).
Rayendra tak mau kalah, dia mengusung sejumlah dukungan dan mengadu pada Pj Gubernur Jawa Barat Muhammad Iriawan, Selasa (31/07/2018). Aduannya resmi dengan sejumlah keluhan yang dituangkan berupa point-point.
Tidak jelas pemicu ‘perang’ kedua pejabat daerah tersebut. Namun issue yang berkembang, perang dingin terjadi sejak awal Ruddy Gandakusumah ditugaskan Kemendagri untuk menjabat Pj Walikota Bekasi selama masa kampanye.
Dikutip dari laman Pojokbekasi.com, awal bertugas Ruddy dikabarkan sombong, angkuh serta tidak menghargai pejabat Kota Bekasi. Dalam hal ini termasuk Rayendra Sukarmadji. Ini terihat dari sejumlah perintah, pekerjaan untuk satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang tidak diketahui Rayendra.
Perang dingin terus bergulir hingga akhirnya genderang pecah sesudah Pilkada Kota Bekasi 2018 lalu. Ruddy kemudian menuduh Rayendra dengan perbuatan makar.
Hingga saat ini, kedua pihak masih bersitegang di kalangan Pemerintah Kota Bekasi. Laporan Ruddy di Bareskrim sudah diterima dan belum terdengar kabar lebih lanjut, demikian halnya dengan laporan Rayendra untuk Pj Gubernur Jawa Barat. (Anh)
Jabarnews | Berita Jawa Barat