Hamdan Zoelva: Pemilu Serentak ke Depan Baiknya Diubah Sistem

JABARNEWS | MAJALENGKA – ‎Pemilu serentak 2019 yang terbuka, dinilai kurang efektif jika diterapkan pada pemilu selanjutnya. Dikarenakan, pada pemilu tahun ini banyak yang meninggal dunia karena stres . Untuk itu, diperlukan adanya evaluasi, dan sebaiknya pemilu selanjutnya menggunakan sistem tertutup seperti pada tahun 1999.

‎Hal ini ditegaskan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva, saat diwawancara rekan wartawan, usai bertemu para kader HMI di gedung KNPI Majalengka, Rabu (3/7/2019).

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Keuangan 23 Mei 2022, pemilik rasi bintang Sagittarius dan Capricorn

Ia mengatakan, pemilu serentak yang akan datang baiknya dikembalikan seperti pemilu tahun 1999.

“‎Harapan saya, pemilu serentak yang akan datang tetap serentak. Tapi sistemnya yang diubah, yakni hanya milih partai saja. Contoh, seperti pada tahun 1999 saja,” ungkapnya.

Hamdan menambahkan terbukti bahwa dengan sistem terbuka seperti tahun ini, banyak anggota dewan perwakilan rakyat tidak lebih baik. Permainan politik uang masih terjadi di lapangan.

Baca Juga:  Peduli Pepen, Kalangan Muda Galang Dana

“Pemilu serentak tahun 2019 ini banyak yang meninggal, itu karena stres. Terus, anggota DPR yang menang pemilu, kinerjanya juga tidak lebih baik. Jadi menurut saya harus tertutup, biar parpol yang mengatur, masyarakat memilih parpolnya saja,” ungkapnya.

Baca Juga:  7 Tim Pastikan Lolos Ke Babak 16 Besar Piala Dunia 2022

‎Hamdan menjelaskan sistem terbuka seperti pemilu saat ini dan sebelumnya, juga masih banyak politik uang. Selain itu, istem terbuka ini juga menimbulkan konflik berkepanjangan.

“Jadi kalau sistemnya diubah, dan mari kita berdoa supaya ada evaluasi. ‎Tidak akan ada konflik berkepanjangan, masa ada urusan cebong-kampret sampai 8 bulan. Ini harus dievaluasi,” tandasnya. (Rik)

Jabar News | Berita Jawa Barat