Arkeolog Ungkap Bangunan Kuno di Situs Candi Dingkel Terapkan Teknologi Tahan Gempa

JABARNEWS | INDRAMAYU – Para arkeolog yang melakukan penelitian di situs Candi Dingkel, Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu menyimpulkan bahwa bangunan kuno yang sedang dilakukan ekskavasi sudah menerapkan teknologi tahan gempa.

Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya lapisan pecahan bata halus (gravel) yang mengelilingi lantai dasar bangunan.

Ketua tim penelitian arkeologi situs Sambimaya, Nanang Saptono mengatakan, temuan berupa pecahan bata setebal 10 centimeter yang mengelilingi bangunan ini merupakan stabilizer atau penahan gempa dari sebuah bangunan.

Baca Juga:  Waduh, 514 Kantong Darah Terinfeksi Penyakit Menular, Begini Penjelasan PMI

Artinya, lanjut dia, para Undagi pada kala itu sudah memikirkan dampak dari kebencanaan dari bangunan yang didirikan di kawasan yang rawan bencana.

“Hari ini kita menemukan lapisan gravel atau pecahan bata yang berfungsi sebagai penahan gempa dari sebuah bangunan kuna,” kata Nanang, Selasa (1/6/2021).

Baca Juga:  Terobosan Aquafarm Jadikan Kerambah Sebagai Pendukung Objek Wisata

Dia mengungkapkan, lapisan penahan gempa ini juga ditemukan di situs-situs arkeologi lainnya di Indonesia. Seperti kompleks percandian Batujaya di Kabupaten Karawang dan kompleks percandian Prambanan di Jawa Tengah.

“Kalau di Prambanan menggunakan kerikil sebagai lapisan penahan gempanya. Sementara di Batujaya sama dengan di Sambimaya ini menggunakan pecahan bata merah,” ungkapnya.

Baca Juga:  Remaja Laki-laki dan Perempuan di Tasikmalaya Pesta Miras dalam Kamar Kos, Setelah Mabuk Mau Ngapain?

Sementara, arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten, Sony Prasetiya Wibawa mengatakan, progres ekskavasi di situs Dingkel 1 hingga hari ini sudah dapat menemukan dinding struktur bangunan, sudut struktur bangunan, dan lantai bangunan berundak. (Red)