Kedelai Mahal, Produksi Tahu dan Tempe di Purwakarta Masih Kurang

JABARNEWS | PURWAKARTA – Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Purwakarta melaksanakan pemantauan harga kedelai di sejumlah pasar tradisional.

Pemantauan dilakukan setelah terjadi kenaikan harga kedelai impor dalam beberapa waktu terakhir.

Selain untuk memantau harga di pasaran, pemerintah daerah (Pemkab) Purwakarta juga ingin memastikan tidak ada kelangkaan kedelai di pasaran.

“Untuk harga kedelai di Kabupaten Purwakarta mencapai Rp. 11 ribu rupiah per kilogramnya. Sedangkan berdasarkan dari 1 distributor yang kita konfirmasi, yakini UD. Pratama Mandiri, stok kacang kedelai ada 10 ton untuk Purwakarta cukup,” ucap kepala Bidang Perdagangan, di DKUPP Kabupaten Purwakarta, Wita Gusrianita, pada Rabu (2/6/2021).

Baca Juga:  Inilah Saran Olahraga Saat Puasa Di Tengah Pandemi Covid-19

Meski harga kedelai impor mengalami kenaikan, menurut Wita, saat ini di wilayah Kabupaten Purwakarta tidak mengalami kelangkaan tahu dan tempe.

Baca Juga:  Sempat Dirumahkan, Karyawan Di Kota Bandung Mulai Bekerja Lagi

“Untuk pedagang tahu dan tempe di pasar tradisional yang ada di Kabupaten Purwakarta berjualan normal,” jelasnya.

Menurutnya, para pedagang masih menjual tahu dan tempe, meski harganya dinaikkan sedikit dibandingkan sebelum harga kedelai impor mengalami kenaikan.

“Masyarakat masih bisa menemui dan membelinya dengan menyesuaikan harga. Saat ini harga tahu seloyang mengalami kenaikan sebesar Rp 1.000,” ucapnya

Baca Juga:  Hoaks Covid-19, Polri Ungkap 77 Kasus di Media Sosial

Diakui Wita, saat ini produsen memproduksi tahu dan tempe masih berkurang dari jumlah sebelumnya. Namun, tetapi dipastikan barang di pasaran ada.

“Pagi-pagi kadang sudah habis. Produsen mengurangi jumlah produksinya, tapi tahu dan tempe masih ada di pasar-pasar tradisional yang ada di kabupaten Purwakarta,” pungkasnya. (Gin)